Tuesday, September 4, 2018

Upaya Pemerintah Sumsel untuk Menaikkan Lagi Komoditas Kakau

Pemerintah Sulawesi Selatan akan jadikan kakao menjadi salah satunya komoditas favorit Sulawesi Selatan, tidak hanya komoditas lainnya seperti talas serta udang windu.

Kakao sendiri sempat alami waktu jaya di tahun 1990-an akan tetapi terjatuh karenanya ada serangan hama Penggerek Batang Kakao (PBK) serta hama serta penyakit yang lain. Keadaan ini bersambung sampai saat ini hingga diinginkan ada usaha dari pemerintahan baru di Sulsel untuk menangani beberapa persoalan ini.



Perihal ini tersingkap dalam Focus Grup Discussion bertopik kembalikan kejayaan kakao menjadi jati diri penduduk Sulsel, yang dikerjakan oleh Pusat Riset serta Peningkatan Bioteknologi, Instansi Riset serta Dedikasi Penduduk (LP2M) UNHAS, Team Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Sulsel serta Asosiasi Kakao Indonesia (ASKINDO), di gedung Pusat Pekerjaan Riset Kampus Hasanuddin, Makassar, Sabtu (27/10/2018).

“Kita setuju jika ada rusaknya ekosistem di jual bibit kakao hingga butuh perlakuan yang mendalam, dengan manfaatkan potensi-potensi lokal yang ada,” papar Prof. Dr. Yusran, Ketua Team Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Sulawesi Selatan, menyimpulkan hasil FGD yang di hadiri semua stakeholders perkakaoan di Sulsel ini.

Yusran mengurai beberapa permasalahan yang ditemui sekarang ini diantaranya permasalahan bibit, lalu beberapa kebijaksanaan nasional yang menghalangi dan tidak terdapatnya penyuluh spesial yang dapat jadi jembatan, hingga berlangsung diskoneksi.

“Kelembagaan petani ikut jadi begitu penting, baik hubungan dengan industri ataupun perbankan. Lalu, sesuai dengan diusulkan Prof Siktus dari Unhas, jika memerlukan skema penanaman yang terintegrasi dengan komoditas lainnya, hingga dapat ada penambahan pendapatan buat petani dalam periode satu tahun,” imbuhnya.

Hal-hal lain yang mengemuka dalam diskusi itu dikatakan Yusran ialah memerlukan formasi pupuk untuk kakao yang memang berlainan dengan tanaman lainnya.

“Hal yang lain ialah memerlukan kampanye menggaungkan jika kakao kita miliki kelebihan yang jauh berlainan dengan kakao dalam tempat lainnya, lantas ada input menggerakkan bagaimana terdapatnya desa serta kabupaten organik. Semua gw duga ke arah kesana. Lantas ikut input pentingnya produk hasil tidak cuma pada biji tetapi ikut pada turunannya,” tuturnya.

Yusran mengapresiasi beberapa input untuk peningkatan kakao itu, dan terdapatnya optimisme dari beberapa pihak untuk bekerjasama melakukan program ini nanti.

“Semua pihak optimistis serta memiliki komitmen. Kita semua jadi sisi dari orang menghidupkan kakao. Kita akan memberikan laporan ini ke Pak Gubernur,” ujarnya.